Pura Pucak Tedung ; Catatan Tirtayatra

DSC_0048

Canang Sari Dan Dupa

Apa kabar Blogger? Bagaimana pula kabar Blog-nya?

Seketika terbesit dan terpikirkan perkataan-perkataan di atas beberapa hari. Hmmm….apa mungkin Blog ini yang membisikkan hal tersebut? Nasib empu-nya sok sibuk hingga terbengkalai tanpa update posting sama sekali beberapa bulan ;-).

Mumpung sempat dan ada bahan tulisan dan gambar-gambar hasil potret amatir, sebelum memasuki masa liburan panjang dalam rangka Lebaran 2014, maka nikmati sajian singkat nan sederhana tentang catatan perjalanan suci “tirtayatra” ke pura pucak tedung.

Halaman Pura Pucak Tedung

Halaman Pura Pucak Tedung

Sebenarnya ketikan ini agak terlambat terealisasi #LatePosting, tetapi pengalaman 2x tirtayatra ke pura pucak tedung dalam waktu yang cukup berdekatan sebelumnya, telah berhasil menimbulkan kesan yang cukup mendalam dalam diri, baik dari segi spiritual maupun ke-eksotis-an pemandangan alamnya. Oleh karena itu, marilah berbagi cerita….. 

Jaba Pura Puncak Tedung

Jaba Pura Puncak Tedung

Pura Puncak Tedung terletak lebih dari 35 kilometer atau satu setengah jam perjalanan dari Kota Denpasar menuju ke arah utara. Sepanjang perjalanan menuju ke Pura Puncak Tedung akan melewati obyek-obyek wisata alam yang alami dari bagian utara kabupaten Badung, berupa persawahan di Penarungan, Blahkiuh, dan Pangsan, serta tentu saja hutan lindung Sangeh.

Jaba Tengah

Jaba Tengah

Nama “pucak” berarti “puncak” atau “bukit”, sedangkan “tedung” memiliki arti “payung” dalam bahasa Indonesia. Pura Puncak Tedung berlokasi di dataran tinggi sekitar 730 meter dari permukaan laut dengan ukuran panjang (Timur ke Barat) 27,37 m dan lebar (Utara ke Selatan) 26,70 m dan lokasinya masih terletak di wilayah Desa Kertha, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali.

Jeroan Pura Pucak Tedung

Selatan Jeroan Pura Pucak Tedung

 

Utara Jeroan Pura Pucak Tedung

Utara Jeroan Pura Pucak Tedung

Secara umum, bangunan Pura Puncak Tedung terlihat sangat sederhana dan masih banyak bangunan-bangunan tua yang tidak terurus atau mungkin belum dirampungkan pembangunannya. Belum terdapat tembok “penyengker” yang mengelilingi layaknya pura-pura lain, namun sudah terdapat fasilitas toilet, bale bengong, kios pedagang kaki lima dan parkir kendaraan yang cukup memadai.

Candi Bentar

Candi Bentar

 

Bale Kulkul

Bale Kul-Kul

Tepat 200 meter di sebelah Barat Laut Pura Pucak Tedung terdapat sebuah Pura yang berukuran lebih kecil yang dikenal dengan nama Pura Sekartaji dengan panjang 3,5 meter dan lebar 2 meter. Pura Sekartaji juga menjadi pintu gerbang sebelum memasuki halaman Pura Puncak Tedung dan terletak diantara kedua parkir kendaraan yang ada.

Pura Sekartaji

Pura Sekartaji

Jalan Penghubung Antara Pura Sekartaji dan Pura Pucak Tedung

Jalan Penghubung Antara Pura Sekartaji dan Pura Pucak Tedung

Menurut mitologi Hindu Bali menyebutkan bahwa pada saat Dang Hyang Nirartha melakukan perjalanan dari Pulaki menuju Bali bagian Timur, disebutkan beliau beristirahat pada puncak sebuah kawasan dataran tinggi di sekitar Petang. Pada saat melanjutkan perjalanan, tedung (payung) beliau tertinggal di tempat peristirahatan tersebut, sehingga kemudian pucak tersebut dinamakan Pucak Tedung.

Linggih Lingga Yoni

Linggih Lingga Yoni

Tedung yang ditinggalkan tersebut dilihat oleh masyarakat setempat pada malam harinya bersinar yang mempunyai kekuatan magis sehingga oleh Raja Mengwi yang berkuasa saat itu memerintahkan masyarakat setempat untuk membangun pelinggih berupa meru tumpang tiga sebagai penghormatan terhadap jasa-jasa Dang Hyang Nirartha dan kini areanya dikenal dengan Pura Puncak Tedung.

Palinggih Tegal Suci

Palinggih Tegal Suci

Padmasana

Palinggih Padmasana

Untuk info lebih lengkap, bisa kunjungi blog http://panbelog.wordpress.com/2014/01/25/pura-pucak-tedung/ dan http://www.wisatadewata.com/article/wisata/kawasan-luar-puncak-tedung yang sangat lengkap menceritakan sejarah dan babad dari Pura Puncak Tedung.

 

Meru Tumpang Tiga

Meru Tumpang Tiga

Meru Tumpang Pitu

Meru Tumpeng Pitu

Demikian dulu untuk catatan perjalanan suci “tirtayatra’ ke Pura Pucak Tedung kali ini, semoga menambah wawasan bersama dan tentu saja menumbuhkan rasa cinta dan peduli terhadap agama, budaya dan lingkungan. Terimakasih

 

 

Leave a comment